Pandangan hidup "ingin diam"
Karena banyak pengalaman yang membuat ku belajar
Kenapa harus diam
Apa yang terjadi
Diam seakan aman
Tidak menggubris masalah orang
Tidak membuat mulut ini kotor
Dan tidak menyakiti hati
Dahulu saat umur ku15 tahun aku bertemu bermacam orang
Dan itu lah pengalaman pertama bertemu orang yang bersampul suci
Pandangannya seakan hangat seperti seorang teman
Tapi ternyata kejam seperti serigala namun bertubuh babi
Dan aku tertular
Aku menjauh hingga batas aku ciptakan
Sebab itu bukan langkah yang baik
Hidup tidak seharusnya mengecam pribadi
Tapi mulut seakan pedang yang hidup
Lelaki atau wanita sama saja
Alim atau kotor
Juga sama saja
Berdasi dan pengemis itu sama saja
Saling berkompetisi saling tuduh dan bunuh
Dalam syaraf otak ku
Mengalir pesan
Jaga ketentraman
Namun itu hanya ide sederhana yang amat konyol
Jika punjaga ingin hidup 1000 tahun lagi
Aku ingin mati
Mati dalam ketentraman hati yang sufi
Mati tidak membawa segala macam perkara
Mati mewariskan sebuah pemahaman hidup yang baik
Bukan mati memberi warisan kebencian dan kesyrikan
Aku bingung dengan keadaan dunia
Semua ingin menjadi nomor satu
Hingga di pelosok tidak lagi terjamah gabah
Apa yang salah
Pemikiran ku yang kecil itu jawabnya
Aku mulai mengabaikan satu persatu
Tidak ingin berkecamuk dengan empati orang
Sebab lelah hati ini di kecewakan
Aku membuat hati yang mati
Namun aku bertuhan
Jika aku mendengar kuliah shubuh
Sikap ku yang salah
Tapi aku belum bertemu orang yang tepat
Orang yang sama dengan pemikiran ku
Jika melihat orang yang mengeluh
Aku selalu tertawa
Seakan masih banyak orang yang tidak pernah bersyukur
Aku membuka mata lebih jauh
Ternyata masih banyak orang yang tidak sadar akan dirinya
Sebagai orang yang munafik
Namun ia saling tunjuk
Saling menertawakan diri dalam pertemuan
Sebab hati saling berontak
Jika suatu saat nanti mereka sadar
Aku tidak akan ada lagi di sini
Tidak melihat
Namun tersenyum
Betapa cerobohnya sikap sifat dan mulut yang mereka pertontonkan
Karena banyak pengalaman yang membuat ku belajar
Kenapa harus diam
Apa yang terjadi
Diam seakan aman
Tidak menggubris masalah orang
Tidak membuat mulut ini kotor
Dan tidak menyakiti hati
Dahulu saat umur ku15 tahun aku bertemu bermacam orang
Dan itu lah pengalaman pertama bertemu orang yang bersampul suci
Pandangannya seakan hangat seperti seorang teman
Tapi ternyata kejam seperti serigala namun bertubuh babi
Dan aku tertular
Aku menjauh hingga batas aku ciptakan
Sebab itu bukan langkah yang baik
Hidup tidak seharusnya mengecam pribadi
Tapi mulut seakan pedang yang hidup
Lelaki atau wanita sama saja
Alim atau kotor
Juga sama saja
Berdasi dan pengemis itu sama saja
Saling berkompetisi saling tuduh dan bunuh
Dalam syaraf otak ku
Mengalir pesan
Jaga ketentraman
Namun itu hanya ide sederhana yang amat konyol
Jika punjaga ingin hidup 1000 tahun lagi
Aku ingin mati
Mati dalam ketentraman hati yang sufi
Mati tidak membawa segala macam perkara
Mati mewariskan sebuah pemahaman hidup yang baik
Bukan mati memberi warisan kebencian dan kesyrikan
Aku bingung dengan keadaan dunia
Semua ingin menjadi nomor satu
Hingga di pelosok tidak lagi terjamah gabah
Apa yang salah
Pemikiran ku yang kecil itu jawabnya
Aku mulai mengabaikan satu persatu
Tidak ingin berkecamuk dengan empati orang
Sebab lelah hati ini di kecewakan
Aku membuat hati yang mati
Namun aku bertuhan
Jika aku mendengar kuliah shubuh
Sikap ku yang salah
Tapi aku belum bertemu orang yang tepat
Orang yang sama dengan pemikiran ku
Jika melihat orang yang mengeluh
Aku selalu tertawa
Seakan masih banyak orang yang tidak pernah bersyukur
Aku membuka mata lebih jauh
Ternyata masih banyak orang yang tidak sadar akan dirinya
Sebagai orang yang munafik
Namun ia saling tunjuk
Saling menertawakan diri dalam pertemuan
Sebab hati saling berontak
Jika suatu saat nanti mereka sadar
Aku tidak akan ada lagi di sini
Tidak melihat
Namun tersenyum
Betapa cerobohnya sikap sifat dan mulut yang mereka pertontonkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar