Oleh : Rahmita Sari
Suara itu bergemuruh
Amat keras dentumannya
Hingga pusara terbelah
Dan pijakan langit ingin
runtuh
Menghujam segala benda
langit menyerang
Membabibuta dan menusuk
tanah hingga lubang menganga
Menanti
Semua diam dalam kebingungan
Berhamburan
Berlari menuju altar suci
dan kiblat
Apakah ini musibah besar
Musibah yang akan menelan
lautan manusia
Jika ini ujian
Tuliskan pesan di langit
Tuhan
Dan seperti biasa doa itu
belum di jawab
Hingga waktunya tiba
Hewan menjadi sangat bringas
Dan segala golongan
berkumpul
Tapi mereka lenyap
Lenyap tersapu serpihan
pasir yang membumbung dari langit
Segala wajah terhampar rasa
malu
Wajah seakan pucat tapi
masih sadar dalam jiwa yang kuat
Jiwa itu tiba-tiba melayang
Melayang mendekati cermin dosa
dalam hidup
Namun jiwa itu lenyap
perlahan
Lautan manusia di bayangi
bayang-bayang dosa
Tapi itu sudah terlambat
Dan menjadi abu yang hilang
dalam lautan darah
Tiba-tiba langit menjadi
mega
Aorora di mana-mana
Dan kota besar itu terbentur
luapan laut
Suaranya terdengar dari
kejauhan
Seperti suara Pac Man yang
menghujam Jepang
Namun lebih besar korbannya
Hingga sungai di penuhi
darah manusia
Teriakan itu lagi-lagi
terdengar
Suara jeritan yang tertanam
rasa sakit luar biasa
Raungan demi raungan di
perdengarkan
Hingga telinga menjadi sakit
dan gendang pun pecah
Umat itu pun hilang dalam
suara bising angin tornado
Sebagai penutup akan
kehidupan
Gunung itu terbentur langit
Meratakan segala tanah dan
api yang muncul karena lava
Dan galaksi itu hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar