Oleh :
Rahmita Sari
Ketika
kebodohan menjamah kaum marjinal
Kesetaraan
kepintaran menjadi sesat
Mengirimkan
segala pengertian yang salah
Dan menjadi
ilmu sesat pengantar alam neraka
Mereka
merasa benar
Mereka
membuat antek yang tolol
Dan berkoar
akan adanya keberadaan dirinya
Saling
berjibaku dengan prinsip yang salah
Anggap
mereka dirinya suci
Anggap
mereka dirinya benar
Dan membuat
segala peraturan tanpa halaman agama
Dimana arti
kepintaran
Tidak ada
Karena semua
ternilai akan material
Dan mereka
salah pengertian akan ilmu yang di dengar
Seketika itu
pengikut semakin banyak
Tetapi
Yang ada
hanya ilmu yang semu
Mata
jelalatan melihat tetangga yang berada
Dan mereka
menyeletuk kata-kata fitnah
Di situ tak akan ada
nada orang penengah
Yang ada
hanya provokator akan masalah
Provokator
itu bertopeng dan memiliki tujuan yang berbenturan
Dan pengikut
kebodohan semakin goblok
Lagi-lagi
saling tunjuk
Saling lihat
Dan saling
mempersalahkan
Seakan
dirinya lepas tanggung jawab
Mata di
manjakan dengan dosa-dosa
Lidah di
latih dengan kata-kata yang wajar untuk
dunianya
Tangan
dibiasakan dengan perbuatan sadis dan harta yang bertuan
Dan kaki di
biarkan mengelilingi hal-hal tanpa tujuan yang jelas
Sekali lagi
tuhan menegur
Tapi tidak
di tempatnya
Sebab itu
peringatan
Agar sadar akan
kesalahan yang jamak di perbuatnya
Tapi itu
hanya isu dianggapnya
Manusia
lagi-lagi tertidur dalam jiwa yang hidup
Mereka
saling menggenggam kebenaran yang salah
Dan kemudian
di sebar luaskan
Di sebarkannya
benih kesesatan , fitnah dan nista
Mereka
menyembah itu
Menjadikannya
sebuah pedoman di balik kata buruk
Dan mereka
menjadi anti akan satu manusia
Kemudian mereka saling bunuh
Jahiliyah menjadi kembali
Mereka di tindas
Hingga dosa melekat di nadi pembunuh sikap
Menjatuhkan satu sama lain
Dianggap lumrah
Biasa membuat isu panas yang menyayat perlahan orang-orang
Lagi-lagi bodoh itu muncul
Trend rasa gengsi menjadi nomor satu
Hingga mereka membiasakan mengambil jerih-payah orang lain
Bagi orang-orang yang mengatakan kemanfaatan seseorang
Mereka semakin terlihat wajah buruknya
Mereka senang akan kepintarannya
Yang seperti parasit di kulit kerbau
Sungguh mereka yang suka menghalalkan segala cara
Lebih baik di hindari
Apa manfaat hidup jika bersinggungan dengan keburukan
Tuhan masih pengasih
Satu per satu mata hati terbuka
Dan mereka terhindar dari parasit dunia yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar