Serpihan Kaca
Oleh: Rahmita Sari
Malam terlalu larut
Di keheningan aku menunggu
Hingga aku terlelap di pagi buta
Dan hilang ingatan untuk sementara
Kau muncul
Dan amarah ku meletup
Entah karena aku belum sadar dari tidur
ku
Perangai semakin buyar
Entah mengapa aku meledak
Seolah perang tanpa aba-aba
Aku tidak bisa mendengar
Hanya amarah
Bulan menjadi bulan-bulanan
Hingga suara isak tangis menjadi tersedak
Tenggorokan seakan kemarau panjang
Dan kau masih saja mendamai
Kau berikan nasihat
Tapi aku tak mendengar
Hingga aku melihat keringat peluh
Dan aku sadar aku membangkang
Aku menjadi layu
Takut akan janji ku
Janji menjadi istri mu
Tak patuh dan aku melirih pedih
Engkau masih mendamai
Di sudut ruangan nan damai
Hingga aku bersimpuh
Meminta maaf atas murka ku yang tak
karuan
Engkau hanya membalas dengan senyuman
Nasihat mu seakan ibu dalam kejauhan
Dan engkau hanya terus memberi
Memberi kepada ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar