Minggu, 04 Agustus 2013

Puisi Ku


Serpihan Kaca
Oleh: Rahmita Sari

Malam terlalu larut
Di keheningan aku menunggu
Hingga aku terlelap di pagi buta
Dan hilang ingatan untuk sementara

Kau muncul
Dan amarah ku meletup
Entah karena aku belum sadar dari tidur ku
Perangai semakin buyar

Entah mengapa aku meledak
Seolah perang tanpa aba-aba
Aku tidak bisa mendengar
Hanya amarah

Bulan menjadi bulan-bulanan
Hingga suara isak tangis menjadi tersedak
Tenggorokan seakan kemarau panjang
Dan kau masih saja mendamai

Kau berikan nasihat
Tapi aku tak mendengar
Hingga aku melihat keringat peluh
Dan aku sadar aku membangkang

Aku menjadi layu
Takut akan janji ku
Janji menjadi istri mu
Tak patuh dan aku melirih pedih

Engkau masih mendamai
Di sudut ruangan nan damai
Hingga aku bersimpuh
Meminta maaf atas murka ku yang tak karuan

Engkau hanya membalas dengan senyuman
Nasihat mu seakan ibu dalam kejauhan
Dan engkau hanya terus memberi
Memberi kepada ku

Tidak ada komentar: