Minggu, 04 Agustus 2013

Cerpen Ku


Belajar Dari Si Pendiam dan Si Penggosip
Oleh: Rahmita Sari

Di suatu kota yang sangat jauh di belahan bumi terdapat seorang anak yang hobinya membual dan menggosip dia bernama Si Penggosip kedua orang tuanya telah lama pergi meninggalkan kota karena mereka berpisah dan kemudian masing-masing dari mereka menikah kembali, Si pembual tinggal bersama neneknya. Setiap hari sang nenek bekerja di hutan untuk mencari kayu bakar demi sesuap nasi dan Si pembual hanya duduk diam mengamati dari kejauhan ia tak pernah membantu sang nenek karena tugasnya hanya menjual kayu bakar. Hari demi hari Si pembual beranjak remaja ia semakin memerhatikan setiap gerak-gerik anak manusia, ia pun belajar untuk mencari ilmu untuk bertahan hidup dari himpitan ekonomi yang menerpa, ia pun pergi meninggalkan sang nenek dan pergi ke kota . Dalam perjalanan ia bertemu dengan seorang yang pendiam, mereka berkenalan dan mendapati nama seorang pendiam itu adalah Si pendiam mereka berkenalan dan berjalan bersama melewati setiap hutan dan desa, Si penggosip selalu mendengarkan setiap berita yang secara tidak sengaja terdengar oleh telinga Si penggosip, berita demi berita ia rekam entah itu kabar burung atau hanya isu isapan jempol belaka. Si pendiam hanya mengikuti Si Penggosip pergi ke kota untuk menjual berita-berita yang ia dengar kepada aparat kerajaan agar kerajaan mudah menemukan beberapa orang buronan yang kabur dari penjara kerajaan.

Dengan congkak Si penggosip menerima beberapa sekantung emas, imbalan dari berita yang ia jual dan ia sebarkan ke orang-orang. Tidak lama Si penggosip terkenal dan kaya raya ia sangat di agungkan oleh sang raja, hingga ia diangkat menjadi seorang penasihat kerajaan. Dan Si pendiam menjadi seorang pengawal kerajaan. Dengan pintar Si penggosip menjilat beberapa birokrat kerajaan hingga akhirnya ia banyak di musuhi oleh orang-orang yang di gosipkan olehnya, Si pendiam mulai lelah dengan ulah Si penggosip ia pun meninggalkan temannya tersebut dan kembali ke desanya. Si penggosip mengabarkan bahwa Si pendiam telah mati, raja pun memberikan santunan berupa satu peti yang berisikan kepingan emas dan beberapa batang emas. Dengan akal liciknya Si penggosip hanya memberikan sekantung emas kepada Si pendiam ia memberikannya dengan pengawalan yang sangat ketat agar tidak ketahuan dengan sang raja.

Waktu semakin berputar dan Si pendiam kembali ke kota, ia menjadi seorang saudagar yang kaya raya ia membeli beberapa petak sawah dan kebun beberapa kantung emasnya di bagikan kepada orang yang membutuhkan ia pun di senangi oleh rakyat jelata dengan cepatnya berita tersebut sampai ke telinga raja dan raja ingin bertemu dengannya. Suatu malam Si pendiam di undang makan malam namun alangkah terkejutnya sang raja bahwa sang saudagar itu adalah sang pengawal atau Si pendiam yang dikabarkan telah mati oleh Si penggosip.Sang raja murka dan berniat mempasung Si pendiam namun Si pendiam menjelaskan bahwa ia tidak menipu raja namun Si penggosiplah yang menipu raja dan membesar-besarkan segala perkara yang berada di istana.

Esok harinya, Si penggosip di seret ke istana namun ia lolos dan berhasil kabur ia berlari ke arah hutan dan nasib buruk menimpanya ia bertemu dengan musuh yang pernah di gosipkan olehnya ia pun di lumatkan di dalam sebuah alat penggilingan padi dan tubuhnya hancur kemudian daging yang berserakan di tanah di jadikan makanan hewan buas.
*TAMAT*

Tidak ada komentar: