Belajar Dari Si Pendiam dan Si Penggosip
Oleh: Rahmita Sari
Di suatu kota yang sangat jauh di belahan bumi terdapat seorang anak
yang hobinya membual dan menggosip dia bernama Si Penggosip kedua orang tuanya
telah lama pergi meninggalkan kota karena mereka berpisah dan kemudian
masing-masing dari mereka menikah kembali, Si pembual tinggal bersama neneknya.
Setiap hari sang nenek bekerja di hutan untuk mencari kayu bakar demi sesuap
nasi dan Si pembual hanya duduk diam mengamati dari kejauhan ia tak pernah
membantu sang nenek karena tugasnya hanya menjual kayu bakar. Hari demi hari Si
pembual beranjak remaja ia semakin memerhatikan setiap gerak-gerik anak
manusia, ia pun belajar untuk mencari ilmu untuk bertahan hidup dari himpitan ekonomi
yang menerpa, ia pun pergi meninggalkan sang nenek dan pergi ke kota . Dalam perjalanan ia bertemu dengan seorang yang pendiam, mereka
berkenalan dan mendapati nama seorang pendiam itu adalah Si pendiam mereka
berkenalan dan berjalan bersama melewati setiap hutan dan desa, Si penggosip
selalu mendengarkan setiap berita yang secara tidak sengaja terdengar oleh
telinga Si penggosip, berita demi berita ia rekam entah itu kabar burung atau
hanya isu isapan jempol belaka. Si pendiam hanya mengikuti Si Penggosip pergi
ke kota untuk menjual berita-berita yang ia dengar kepada aparat kerajaan agar
kerajaan mudah menemukan beberapa orang buronan yang kabur dari penjara
kerajaan.
Dengan congkak Si penggosip menerima beberapa sekantung emas,
imbalan dari berita yang ia jual dan ia sebarkan ke orang-orang. Tidak lama Si
penggosip terkenal dan kaya raya ia sangat di agungkan oleh sang raja, hingga
ia diangkat menjadi seorang penasihat kerajaan. Dan Si pendiam menjadi seorang
pengawal kerajaan. Dengan pintar Si penggosip menjilat beberapa birokrat
kerajaan hingga akhirnya ia banyak di musuhi oleh orang-orang yang di gosipkan
olehnya, Si pendiam mulai lelah dengan ulah Si penggosip ia pun meninggalkan
temannya tersebut dan kembali ke desanya. Si penggosip mengabarkan bahwa Si
pendiam telah mati, raja pun memberikan santunan berupa satu peti yang
berisikan kepingan emas dan beberapa batang emas. Dengan akal liciknya Si
penggosip hanya memberikan sekantung emas kepada Si pendiam ia memberikannya
dengan pengawalan yang sangat ketat agar tidak ketahuan dengan sang raja.
Waktu semakin berputar dan Si pendiam kembali ke kota, ia menjadi
seorang saudagar yang kaya raya ia membeli beberapa petak sawah dan kebun
beberapa kantung emasnya di bagikan kepada orang yang membutuhkan ia pun di
senangi oleh rakyat jelata dengan cepatnya berita tersebut sampai ke telinga
raja dan raja ingin bertemu dengannya. Suatu malam Si pendiam di undang makan
malam namun alangkah terkejutnya sang raja bahwa sang saudagar itu adalah sang
pengawal atau Si pendiam yang dikabarkan telah mati oleh Si penggosip.Sang raja
murka dan berniat mempasung Si pendiam namun Si pendiam menjelaskan bahwa ia
tidak menipu raja namun Si penggosiplah yang menipu raja dan membesar-besarkan
segala perkara yang berada di istana.
Esok harinya, Si penggosip di seret ke istana namun ia lolos dan
berhasil kabur ia berlari ke arah hutan dan nasib buruk menimpanya ia bertemu
dengan musuh yang pernah di gosipkan olehnya ia pun di lumatkan di dalam sebuah
alat penggilingan padi dan tubuhnya hancur kemudian daging yang berserakan di
tanah di jadikan makanan hewan buas.
*TAMAT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar