Selasa, 30 Juli 2013

CERITA TENTANG OTAK, KEKUASAAN DAN KELICIKAN



Oleh : Rahmita Sari

Segalanya dapat kita raih jika kita fokus, selalu mengejar apa yang memang menjadi prioritas hidup menjadikan diri kita selalu berevolusi kearah yang lebih baik. Agar pemikiran kita terbuka terhadap hal-hal baru dan positif dan hal itu menjadikan kita sendiri sebagai orang yang cerdas.

Manusia memiliki kelebihan dalam berpikir menstimulasi sebagian pengetahuan yang dimilikinya. Dewasa ini banyak sekali anak manusia yang tergolong manusia cerdas manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat membuat sebagian dari harinya untuk belajar. Dengan belajar manusia dapat dikatakan manusia yang memiliki knowledge dorongan kuat untuk belajar tentunya di landasi ketekunan, niat yang tulus dalam menimba ilmu di sekolah namun, apabila orang yang tidak belajar dapat kita katakan orang yang bodoh ? tentu tidak jawabannya. Mereka sama-sama memiliki otak mereka sama-sama memiliki niat untuk belajar tetapi niat tersebut tidak serius di jalani.
Deskripsi saya mengenai otak yakni :
Otak, adalah bagian inti dari pengirim respon ke sel-sel atau jaringan tubuh yang lain. Dengan otak manusia dianugrahi berbagai pengetahuan yang dapat ia rekam dan resap kemudian dia simpan ke dalam otak tersebut, otak memiliki kapasitas memori yang tinggi sejalan banyaknya pengalaman yang di dapat manusia tersebut. Masing-masing manusia memiliki kapasitas ingatan yang berbeda ada yang more than dan ada yang limited, ini bergantung pada manusia itu sendiri ataupun cara kerja dari otaknya sendiri bagaimana ia mengingat ingatan pendeknya atau ingatan yang memang hilang dan kemudian muncul beberapa waktu.  Otak sendiri memiliki jaringan yang berbeda-beda untuk berpikir ke arah rasional atau imajination.

Sungguh disayangkan masih banyak orang yang tidak mau belajar, masih ongkah-ongkahan dalam meniti hidupnya untuk yang lebih baik. Mereka cenderung menyepelekan segalanya tentang ilmu yang akan menjadi pedoman hidupnya, dengan cara apa mereka beratahan? Salah satunya dengan menyontek, menduplikasi,plagiat dan mengutil sayang cara tersebut menjadi dasar hidupnya dalam menerobos jalur ujian cara yang tidak lumrah namun dibiasakan. Apa artinya buku bagi mereka? Alat amunisi dalam mendompleng nilai, belum lagi kita mengkaitkan “otak” bagi si plagiat atau si penyontek dengan kekuasaan dan kelicikan mari akan saya bahas lebih lanjut.
Nilai, apa arti nilai dalam bangku sekolah atau kuliah? Nilai adalah harga mati untuk menebus gelar atau bangku yang selanjutnya akan diperebutkan.  Cerita tentang bangku yang diperebutkan ini yang mungkin menjadi memanas apabila caranya sungguh tidak indah , jelas dalam lingkup memaksakan kehendak dan memaksakan kemampuan.
Apabila anda pernah menemukan kisah yang sungguh memalukan pada berita yang berjudul “Mengganti rapor sekolah demi dapat bangku bidik misi” entah namanya apa bangsa kita apabila manusia berpikiran seperti ini, jelas murka bukan? Orang yang pintar namun kekurangan financial mau dikemanakan mereka? Jelas tuhan sungguh adil masih banyak jalan ke Roma.
Sungguh memuakkan bukan apabila anda menemui orang yang seperti ini? Bahkan ada yang bangga apabila dirinya membicarakan bahwa dirinya diterima di tempat kerja atau sekoah karena ia kenal seseorang. Memalukan memang orang seperti ini seolah-olah menggambarkan atau mendeskripsikan dirinya tidak memiliki kemampuan yang potensial, jelas dari beberapa statmen yang ia kemukakan. Lanjut ke cerita kelicikan, bagaimana seseorang menyalahgunakan statusnya kemudian dia mencari beberapa orang yang kemudian dia jadikan alat untuk mendompleng berbagai kebutuhan yang ia miliki demi kebutuhannya atau keinginannya. Cara-cara yang tidak halus pasti tidak berjalan mulus banyak sekali godaan dalam menjalani atau meniti kesuksesan tapi kembali lagi ke tuhan, tuhan punya masing-masing cerita dari anak manusia tidak semuanya sama dan tidak semuanya berbeda tapi memiliki ciri khas tersendiri. Hidup memang menuntut kebahagian setiap manusia ingin bahagia tetapi ada kalanya kita bercermin kepada diri kita terhadap hal-hal apa yang besar kemudian kita lupakan namun hal yang bukan urusan mengenai diri kita menjadi perbuatan yang mendatangkan kesia-siaan.

Tidak ada komentar: